Tuhan Mengenal Kepunyaannya II Timotius 2:14-26
Inilah surat terakhir Paulus pada saat menulis surat ini Kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di roma dengan penganiyaan yang bengis terhadap orang percaya. Paulus sekali lagi menjadi tahanan dinegara Roma (II Timotius 1:16-17. Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat (II Tim 2:9) dan ditinggalkan oleh banyak sahabatnya, dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (II Tim 4:6-18).
Mari garis bawahi ayat 19: tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan materainya ialah “Tuhan Mengenal Siapa Kepunyaanya”. Materai adalah tanda /lambang sah, kepemilikan yang sah. Kalau kita memiliki barang/ tanah, maka harus disertai dengan materai, sebagai kepemilikan sah dan kita betul-betul mengenal bahwa itu milik kita jangan sampai kita mengklaim punya milik orang lain atau sebaliknya.
Allah mematraikan kita sebagai kepunyaannya. Allah mengenal diri kita sebagai kepunyaanya. Allah mengenal diri kita dibandingkan dengan diri kita sendiri.
Apa yang harus kita kerjakan sebagai umat kepunyaanNya?
1. Usahakanlah supaya engkau layak dihadapan Allah (15)
Seorang pekerja atau pelayan kita harus berusaha agar layak dihadapan Allah, tidak usah malu untuk memberitakan injil.
2. Hindarilah omongan yang kosong dan tak suci (16)
- Jika kita tidak menghindari omongan kosong maka kepahitan yang bertambah.
- Akan seperti kanker
- Omongan kosong = soal-soal yang dicari.
3. Jadilah perabot rumah untuk tujuan mulia (20,21) menyusaikan diri dengan tujuan untuk perabot yang mulia kita punya barang yang banyak, tetapi tidak semuanya terpakai.
4. Kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai (22). Jika kita kejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai = orang yang menjahui hawa nafsu. Keadilan, kasih, dan damai adalah kesatuan yang utuh tak dapat dipisahkan.
Pdt Jessy Matruti
Gembala GBI haurgeulis II
Kamis, 27 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar