Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini. 1 TERKAIT:
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena crop circle yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, memicu banyak spekulasi tentang asal-usulnya. Salah satu yang terkuat adalah spekulasi bahwa fenomena tersebut disebabkan kedatangan UFO. Menanggapi hal tersebut, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Melihat crop circle yang terjadi ini, saya kok jadi teringat dengan pengalaman saya dulu tahun 2009 saat melihat UFO di Bantul." Saat itu, Dudi tengah naik pesawat Lion Air Boeing 737-900ER nomor penerbangan JT552. Ia melihat 9 titik cahaya serupa awan di bagian pesawat yang ditumpanginya. Sebanyak 3 titik bentuknya padat dan 6 titik lainnya adalah awan. Dudi saat itu sempat mengabadikannya dengan kamera 40DX lensa Nikkon 55 mm. Setelah dianalisis, ternyata diketahui obyek itu adalah UFO. Ia membantah anggapan bahwa yang dipotretnya cuma bayangan sebab jendela pesawat jernih. Setelah mengirimkan gambar yang dipotretnya kepada pakar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun, Dudi mengetahui bahwa UFO tersebut sedang mengalami morphing. Wujudnya berubah dari padat ke gas hingga akhirnya menghilang. Teringat akan pengalamannya dan melihat pemberitaan tentang fenomena crop circle di Sleman, Dudi menuturkan, "Saya jadi bertanya-tanya, apakah fenomena crop circle yang terjadi di Sleman berhubungan dengan UFO di Bantul yang saya lihat?" "Mungkin saja ini ada kaitannya. Ini semua kan terjadi di Yogya, satu di Bantul, satu di Sleman. Kita harus selidiki itu. Jadi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu buatan manusia," ujar Dudi. Lebih lanjut Dudi mengatakan, "Mungkin ada hal yang menarik di Yogya sehingga UFO datang. Masalahnya, ini terjadi di satu daerah. Lalu juga di sawah yang sempit. Ini tidak biasa karena biasanya di ladang gandum," katanya. Dudi kurang setuju jika crop circle ini dengan mudah dikatakan sebagai buatan manusia. Jika buatan manusia, menurutnya, pasti ada tanda yang mudah dilihat seperti jejak dan saksi yang mendengar proses pembuatannya. Dudi meyakini bahwa UFO di Bantul dan crop circle di Sleman saling berkaitan. Ia meminta beberapa lembaga yang berwenang, seperti Angkatan Udara dan Lapan untuk menyelidiki fenomena tersebut. |
Selasa, 25 Januari 2011
Crop Circle Mungkin Terkait UFO Bantul..??
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sleman (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menegaskan "crop circle" yang ditemukan di Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan jejak "unidentification flying objek" atau UFO.
BalasHapus"Dari hasil pengamatan dan penyelidikan kami di lokasi, kami tidak sependapat atau setuju jika `crop circle` merupakan jejak UFO, karena ini murni buatan manusia," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Sri Kaloka, di lokasi di Desa Jogotirto, Selasa sore.
Menurut dia, pola-pola "crop circle" semacam ini sebelumnya banyak ditemukan di sejumlah negara di Eropa, dan beberapa negara lain.
"Pola-pola semacam ini banyak ditemukan di Eropa, dan sejumlah negara di benua lain, ini buatan manusia, hanya saja jika di luar negeri dibuat di area tanaman gandum, tebu atau jagung, sedangkan di sini dibuat di area tanaman padi," katanya.
Ia mengatakan salah satu bukti bahwa "corp circle" itu buatan manusia adalah rebahan batang padi yang roboh menunjukkan akibat ditekan hingga tercabut sampai ke akar-akarnya, bukan pola ditimpa.
"Selain itu, pola tersebut juga banyak yang tidak simetris antara satu dengan lainnya," katanya.
Sri Kaloka mengatakan petunjuk yang paling menguatkan adalah ditemukannya bekas lobang ditancapkannya tongkat atau pipa di tengah lingkaran dan di sisi-sisi lainnya, yang kuat dugaan digunakan untuk sumbu dalam menggerakkan alat penekan batang padi.
"Di bagian tengah, kami juga menemukan ada jalan dan jejak manusia yang ditunjukkan dengan adanya rebahan batang padi yang disisihkan dan ditata kembali. Ini menunjukkan bahwa sebelumnya ada orang masuk ke lingkaran itu," katanya.
Ia mengatakan pihaknya juga menemukan di sekitar pola lingkaran dan pola tengah ditemukan beberapa batang padi yang tidak tertekan sampai roboh.
"Ini juga menandakan bahwa pola tersebut dibuat manusia, karena ada bagian-bagian yang tidak ikut tertekan," katanya.
Selain itu, tim LAPAN juga tidak menemukan adanya bekas-bekas kebakaran di sekitar lingkaran, termasuk sisa pembakaran mesin maupun gas buang.
"Batang-batang padi yang roboh semuanya bekas tekanan, dan tidak ada bekas potongan dengan benda tajam," katanya.
sumber:
http://id.news.yahoo.com/antr/20110125/tpl-lapan-crop-circle-sleman-bukan-jejak-cc08abe.html