Yohanes 8:12
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Dihari ibu saya menerima lamarannya, ayah tiri saya berlutut dan bertanya pada saya dan adik saya apakah kami ingin memanggilnya “ayah” atau “Jim.” Kami dengan cepat memilih memanggil dia Ayah. Namun, kita disini untuk melihat bagaimana komitmen yang dia buat kepada kami seperti komitmen tanpa syarat yang Tuhan buat bagi kami.
Sewaktu saya bermain dalam tim basket sewaktu sekolah menengah pertama, saya selalu mencari di kerumunan sosok ayah saya. Dia selalu datang di pertandingan sekalipun saya jarang sekali diturunkan sebagai pemain. Usai pertandingan, dia akan menunggu untuk bisa berbincang dengan saya sebelum saya masuk bis. Ayah bisa melihat bahwa saya sedang kecewa pada diri sendiri. Kata-kata yang dia ucapkan kemudian selalu saya ingat, “Saya selalu bangga kepadamu, baik kamu yang menjadi bintangnya atau kamu duduik di bangku cadangan. Saya mencintai kamu, nak. Sampai jumpa di rumah.”
Bukankah Bapa Sorgawi juga mengatakan hal yang sama kepada kita? Melalui Kristus, Bapa menekuk lututnya dan menawarkan kepada kita untuk memanggilnya “Bapa,” bukan karena apa yang kita lakukan tapi karena Dia sendiri ingin menjadi bagian dari hidup kita. Karena Bapa yang ada di dalam pribadi Kristus itu, saya telah melihat terang Kristus itu. Cahaya sejati hanya datang dari Tuhan, dan saya ingin menunjukkan pada anak-anak saya cahaya itu. Saya ingin memberitahukan kepada orang lain tentang Kristus. (Mark Brewer (Texas, USA)/Upper Room)
Apapun kondisi hidup Anda, Tuhan tetap mengasihi Anda dan Dia selalu menantikan Anda seperti seorang Bapa menantikan anaknya.
Sumber :
Ruang Doa
Kamis, 27 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar