Kamis, 27 Januari 2011

Perkataan, Vitamin Dan Racun Bagi Jiwa

Amsal 16:23
Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.

Setiap hari kita berinteraksi dengan banyak orang, dan berbicara dengan mereka. Berbicara menjadi sesuatu yang alami, sama seperti bernafas saja. Bahkan seringkali, kita berbicara tanpa berpikir dampak apa yang kita katakan. Ribuan kata mengalir keluar dari mulut kita, baik pemikiran, pendapat, penghakiman dan juga pernyataan. Tanpa sadar kita telah memberikan dampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri maupun orang-orang disekitar kita.

Tahukah Anda bahwa perkataan kita dampaknya bisa seperti vitamin bagi seseorang namun juga bisa meracuni kehidupan seseorang, hal ini tergantung apakah perkataan yang kita ucapkan positif atau negatif. Contohnya ketika Anda menyatakan penghakiman kepada seseorang, orang tersebut akan terluka dan marah. Dampaknya bagi Anda, orang tersebut pun akan menghakimi Anda atas perkataan dan tindakan yang Anda lakukan. Sebaliknya, jika anda menyampaikan perkataan yang memberi semangat, orang tersebut merasa dikuatkan. Orang tersebutpun akan menghargai Anda dan merasa aman di dekat Anda.

Kitab Amsal menuliskan, “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.” (12:25). Bahkan perkataan dapat berpengaruh kepada kesehatan fisik kita. Jika kita mendengarkan hal negatif, menyimpan sakit hati, amarah dan sejenisnya, maka tubuh kita bisa sakit. Namun dengan perkataan yang positif, tubuh juga bisa mengalami kesembuhan, “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.” (Amsal 16:24).

Untuk itu sangat penting untuk menyaring apa yang kita katakan, sama seperti ketika kita menyaring apa yang kita dengar dan kita pikirkan. Itulah mengapa kitab Pengkotbah memperingatkan kita agar “Janganlah terburu-buru dengan mulutmu,” (Pengkotbah 5:1), karena setiap perkataan kita akan memberikan buah yang akan kita nikmati (Amsal 12:14), baik ataupun buruk. Bukankah lebih baik bila kita menabur perkataan-perkataan yang positif sehingga suatu saat nanti kita menuai buah yang manis dan baik? Mari mulai hari ini kita memperhatikan setiap perkataan kita. Jadilah pemberi vitamin, bukan penebar racun.



Sumber :
Ruang Doa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger